RAJAB, BULAN BERCOCOK TANAM – Kiai Saefuddin Astingal (Guyangan)

pdlFile.com –  (Ahad, 21 Januari 2024)  BULAN RAJAB, termasuk empat bulan yang dimuliakan Allah. Yakni Dzulqaidah, Dzulhijjah, Muharram, Rajab. Rojab syahrulloh, sya’ban sahri, romadhon sahru ummati. Syekh Abdul Qadir al Jailani dalam kitab al Ghunyah, kata Rajab, ra’ adalah rakhmatullah (welas asih dari Allah), jim adalah jundulloh (kedermawanan dari Allah), dan ba’ adalah birrulloh (kebaikan dari Allah). Jadi rajab bulan yang penuh welas asihnya gusti Allah. Allah sangat menyayangi siapapun yang di bulan Rajab sungguh-sungguh, maka kemurahan Allah ‘tumpleg’ diberikan semua, yang tak terhitung-hitung. Makanya setiap melaksakan kebaikan di bulan Rajab pahalanya berlipat-lipat. Oleh karena itu jangan sampai terlewat. Bahkan memubazirkan bulan yang mulia ini. Ulama bilang, bila bulan Rajab adalah sahrul badri atau sahrul zar’i (menanam), sya’ban sahrussaqi (menyirami), romadhon sahrul hasab (memanen).

K.H. Maimun Zuber pernah bilang sembari bercanda, bahwa bulan Rajab itu pokok. Bagaimanapun bisa menjadi pertanda untuk satu tahun berikutnya. Kalau di bulan Rajab memegang uang, maka selama setahun akan memegang uang. Artinya bagaimana di bulan Rajab, maka itulah yang akan terjadi setahun kemudian. Makanya ulama atau kiai menyebut bulan Rajab itu bulan menanam. Harapannya kalau melakukan kebaikan di bulan Rajab akan mendapat keberkahan.

Read More

Orang nandur di sawah, maka yang pertama kali dilakukan adalah membersihkan lahan, lantas tanah diluku (digemburkan), baru ditanami. Ini tak ubahnya kalau kita mau melakukan kebaikan dengan membersihkan diri terlebih dahulu, di antaranya adalah dengan beristighfar kepada Allah

Kata ulama juga bahwa sya’ban bulan istighfar, sya’ban bulan sholatu ala nabiy sholallohu alaihi wasallam, dan romadhon sahru qur’an. Jadi siapapun yang mau beriistighfar, akan diberikan rasa aman oleh Allah. Siapapun yang mau bersholawat juga diberikan rasa aman.

wa mâ kânallâhu liyu‘adzdzibahum wa anta fîhim, wa mâ kânallâhu mu‘adzdzibahum wa hum yastaghfirûn (Qs. Al-Anfal : 33)

“Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama engkau (Nabi Muhammad) berada di antara mereka dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama mereka memohon ampunan.”

Jadi setiap manusia rentan dengan masalah, bukan maksum. Oleh karenanya jangan pernah terlupa untuk merawat badan agar diberi keselamatan, tidak terkena adzabnya Allah Subkhanahu Wata’ala baik di dunia, di alam kubur, apalagi di akhirat. Maka di antaranya resepnya adalah selalu menghadirkan Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wasallam di hati kita. Bagaimanapun tingkah polahnya seseorang, jika masih senang dengan kanjeng Nabi Muhammad dengan bersholawat, maka insyaAllah tidaklama orang tersebut akan mendapatkan ‘nur’ dari Allah Subkhanahu Wata’ala, akhir hayat yang baik dari Allah Subkhanahu Wata’ala. Meang, ketika itu rasulullah nyata karena masih hidup, saat ini juga sama. Kita bisa menghadirkannya lewat ittiba’ussunnah – mengikuti sunnah Nabi-.

Sekalipun kita orang biasa, bisa dikumpulkan oleh Allah Ta’ala Bersama orang-orang baik, orang-orang sholeh dengan cara ‘mahabbah’, itu rumusnya. Kita cinta dengan rasulullah akan dukumpulkan bersama rasulullah. Kita cinta dengan ulama’-nya Allah akan dikumpulkan bersama ulama’-nya Allah. Kita cinta kepada dzuriyahnya kanjeng nabi akan dikumpulkan dengan dzuriyahnya kanjeng nabi. Jadi mahabbah itu utama. Mahabbah adalah amalan yang ringan, tapi pahalanya sangat besar. “Anta ma’a man ahbabta ( Engkau akan bersama dengan yang engkau cintai).

Maka mencintai orang itu yang hati- hati. Cintailah orang yang mencintai rasulullah. Cintailah orang yang mencintai Allah Subkhanahu wata’ala.

Istighfar itu sesungguhnya sangat luar biasa. Satu amalan istighfar di akhir bulan Rojab, dari KH. Maimun Zubair, dari Mbah Mad, agar rejekinya lancar jaya, membaca : “Astaghfirulloh al adzim. Alladzi laailaha huwal hayyul qoyyuma wa atubu ilaik. Taubatan abdin dzolimin. La yamlikuli nafsihi nafau wala darra. Wala mauta wala hayata wala nusyuro” di baca 1000 kali.

Di antara lagi manfaat sayyidul istighfar, barangsiapa membacanya akan ditakdir masuk surga. Syaratnya yakin. Lafadznya. “Allahumma anta rabbi laa ilaaha illa anta khalaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu a’uudzubika min syarri maa shana’tu abuu-u laka bini’matika ‘alayya wa abuu-u bi dzanbi faghfir lii fa innahu laa yaghfirudz dzubuuba illa anta”.

‘Ya Allah, Engkau Rabbku, tidak ada sembahan yang haq kecuali Engkau. Engkau menciptakanku dan aku hamba-Mu. Aku di atas perjanjian dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa yang aku lakukan, aku mengakui untuk-Mu nikmat-nikmat-Mu atasku, dan aku mengakui untuk-Mu dosa-dosaku, maka ampunilah aku, sungguh tidak ada yang mengampuni dosa-dosa selain Engkau.’ (mustaqiem eska)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *