Wapres RI KH. Ma’ruf Amin : Mbah Ma’shoem, Ulama Lasem di Kampung Tiongkok (Haul KH. Ma’shoem Achmad Lasem dan Harlah NU ke – 101)

KH. Ma'ruf Amin didamping K.H. Zaim Ahmad Ma'shoem dalam acara Haul Mbah Ma'shoem Ahmad

(pdlFile.com – Lasem) Sebuah kota kecil bernama Lasem. Terletak di sebelah Timurnya Kota Rembang, adalah sebuah kota yang terkenal sangat toleran, multi etnis, heterogen dan sangat plural. Sebagai kota tua yang dipenuhi dengan bangunan khas Tionghoa menandakan bahwa Lasem adalah sejarah bukti kerukunan antar masyarakat santri dan penduduk Tionghoa kala itu.

Dalam sebuah acara Haflah Khotmil Quran Pondok Pesantren Kauman Lasem, Rojabiah, Haul KH. Ma’shoem Ahmad ke- 52 dan Harlah Nahdatul Ulama ke – 101 H, bertempat di Pon.Pes Al-Hidayah An-Nuriyyah Jl. Sodetan No.07 Lasem, Wapres Republik Indonesia K.H. Ma’ruf Amin hadir secara khusus.

Read More

Dalam kata sambutannya, K.H. Ma’ruf Amin mengaku bahwa ketika pertama kali masuk ke kota Lasem serasa berada di negeri Tiongkok. Tampak di kanan- kiri bangunan tipe Tiongkok. Menurutnya, di Lasem, adalah tempat akulturasi nyata antara masyarakat santri dengan masyrakat Tionghoa. Beliau membenarkan sejarah, betapa Lasem gambaran darerah yang toleran sejak abad ke 16-17.

“Ini contoh dan sumber inspirasi, sehingga Indonesia lantas dikenal sebagai negeri yang paling toleran di dunia.” Katanya.

Lanjut dalam cerita K.H. Ma’ruf Amin, pernah ada utusan dari Timur Tengah, Majelis Hukama al-Muslimin yang berpusat di Abu Dabi Syekh Ahmad Al-Tayeb. Datang ke Indonesia menemui K..H Ma’ruf Amin.

“Berkata datang bukan untuk mengajari rakyat Indonesia, tapi untuk belajar tentang toleransi di Indonesia. Karena Indonesia adalah negeri yang paling toleran yang bisa menjadi contoh buat kehidupan global,”  cerita K.H. Ma’ruf Amin.

Bahkan imbuhnya, sudah saatnya bukan kitab-kitab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, tapi justru buku-buku dari Indonesia yang harus diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Karena banyak nilai-nilai yang terkandung di Indonesia yang bisa menjadi pelajaran buat kehidupan global. Peran Lasem sebagai kota toleransi memberikan inspirasi untuk Indonesia.

Ajaran nilai toleransi, bagi K.H. Ma’ruf Amin sebenarnya telah diwariskan oleh para ulama tempoe doeloe layaknya Mbah Ma’shoem. Karena dalam Islam diajarkan untuk bermuamalah dengan baik. Wa aiyyukhsinal muamalah ma’al khalqi khatta  min bahaim. (Bukan hanya toleransi kepada sesama manusia, tetapi kepada binatang pun) di ajarkan di dalam kitab kuning. Bahkan disebutkan dalam sebuah ungkapan bahwa kalau orang berbuat baik kepada banyak orang tetapi tidak berbuat baik kepada ayam atau kucing piaraan, maka ia tidak termasuk orang yang baik (Lam yakun minal mukhsinin). Lebih lanjut kata K.H. Ma’roef Amin, sekalipun begitu, dalam sebuah pergaulan tidak harus terlarut, bahwa muamalah maal khalqi (hubungan dengan sesame makhluk) ada yang jauh lebih penting adalah muamalah ma’al khaaliq (hubungan dengan Sang Maha Pencipta).

Pandangan terhadap K.H. Ma’shoem Ahmad

Bagi K.H. Ma’ruf Amin, K.H. Ma’soem Ahmad adalah ulama yang karismatik, sangat komplet, paripurna, dan sangat patut untuk menjadi contoh.

“Di Lasem ini adalah mamba’ul ulama, tempat melahirkan banyak ulama. Ada tokoh, kiai, bahkan ada tiga Menteri yang terlahir dari kota Lasem, seperti Prof.DR. Mukti Ali, Prof. Sefuddin Zuhri, dan Kiai Ilyas,” terangnya.

“Mbah Ma’soem telah berjasa besar dalam melahirkan generasi ulama. Beliau juga muslikhul ummah. Islah adalah amaliah nabawiyah (amalan para Nabi), yakni dengan melakukan perbaikan-perbaikan. Beliau selain menjadi pimpinan pesantren, bersama K.H Hasyim Asyari lantas mendirikan Jamiyah Nahdatul Ulama. Harakatul ulama fi islahil umah. Maka NU dinamakan Jamiyaul islahin. Apa yang diperbaiki? Tentu agama, kemasyarakatan, ekonomi, pendidikan termasuk menjaga ummat, perlindungan, menjaga umat dari akidah yang menyimpang.

KH Ma’shum Ahmad adalah kiai yang sangat disegani. Kiai dengan nama kecil Muhammadun ini merupakan pendiri Pondok Pesantren Al Hidayah, Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Kiai alim yang populer dengan nama panggilan Mbah Ma’shum ini lahir pada 1868 dari pasangan H. Ahmad dan Qosimah. Sulung dari dua saudarinya, Nyai Zainab dan Nyai Malichah ini memiliki silsilah dan hubungan darah dengan Sultan Minangkabau, bersambung hingga ke Rasulullah Muhammad Sholallahu alaihi wasalam.

Haflah Khatmil Quran

Dalam acara Haflah Khotmil Quran Pondok Pesantren Kauman Lasem, K.H. Muhammad Zaim Ahmad Ma’shoem dalam sambutannya menegaskan bahwa pondok pesantren Kauman sangat toleran terhadap kondisi masyarakat sekitar.

“Pondok pesantren Lasem yang ada ditengah masyarakat Tionghoa yang heterogen melanggengkan nilai moderasi, toleransi seperti yang telah ditanamkan oleh para muassis (pendiri).”

Gus Zaim (panggilan akrab K.H. Muhammad Zaim Ahmad Ma’shoem) menceritakan juga, bahwa Lasem dalam sejarah panjang pernah terjadi perang Kuning tahun 1740. Pemimpin wilayah Oei Ing Kiat. Pemimpin prang kyai Alwi Baidhowi (kakek Gus Zaim yang kelima). Tokoh Masyarakat Raden Panji Margono (Ketuurunan Trah Panji Lasem), interaksi para tokoh sudah terjadi ketika itu. Belum diketahui kapan sejarah interaksi pertama kali antar mereka itu.”

 

Sejarah Pon.Pes. Kauman Lasem

 

“Ponpes Kauman berdiri thn 2003, semula berbasis hanya pesantren yang ngaji kitab saja, bandongan, sorogan dan musyawarah. Berkat bimbingan dan arahan dari KH. Makruf Amin dan keluarganya semenjak tahun 2006, alhamdulillah mulai menapak menjadi perguruan formal mulai dari PAUD, TK,SD, Tahfid, SMP Unggulan, Madrasah Aliyah dan STAI Alhidayah.” Ulas Gus Zaim.

 

Turut hadir dalam acara Khotmil Quran Pon.Pes Kauman Lasem dan Khaul K.H. Ma’shoem Ahmad, pejabat Gubernur Jateng Nana Sujana memberikan kata sambutan.

“ K.H. Ma’soem Ahmad adalah sosok Nadiiyin, ulama kharismatik, pejuang dari rembang yang berjasa untuk umat islam dan bangsa. K.H. Ma’shoem melahirkan banyak ulama. Sejak muda dikenal sebagai sosok yang nasionalis dan anti penjajahan,” papar Nana.

“Khoul ini adalah sebagai wujud penghormatan kepada K.H. Mashoem Ahmad dan mendoakan agar segala jasa dan amal diterima Allah SWT. Lewat khoul bisa meneladani baik itu keulamaan, ketokohan, jiwa nasionalisme dan jiwa pengabdian kepada agama, bangsa dan negara.”

Dalam waktu yang bersamaan Nana Sujana sekaligus menyambut dengan senang hati akan berdirinya STAI Al Hidayah di kota Lasem.

“Hadirnya STAI Al-Hidayah ini sangat strategis dan unik, mengingat tercipta toleransi yang tinggi. Kehidupan mahasiswa dapat berbaur dengan santri sebagai kampus multi kultural.”

Selanjutnya Pemprov Jateng telah menerbitkan perda no 10 thn 2023 tentang Fasilitasi Dan Sinergitas Pengembangan Pesantren. Perda yang bertujuan memberikan dukungan kepada Pon. Pes untuk meningkatkan penyelenggaraan fungsi Pendidikan, dakwah dan pemberdayaan masyarakat sesuai amanah peraturan perundang-undangan.

“Selain itu juga dalam membangun sinergisitas antara pemerintah dan pondok pesantren dalam mewujudkan Masyarakat yang berilmu dan beriman, berwawasan rakhmatan lil alamin. Berdaya saing dan mendukung Pembangunan dalam rangka NKRI,” tegas Nana.

“Secara rutin, pemprov memberikan bantuan bagi Lembaga keagamaan, seperti madrasah dan pondok pesantren, dengan harapan ponpes Indonesia akan semaki maju didukung generasi muda yang beriman dan berilmu. Selamat Harlah yang ke-101 Nahdatul Ulama,” jelasnya. (Mustaqiem Eska)

Related posts