TAFSIR NARUTO
Mustaqiem Eska
Di titik waktu tertentu, membaca -sisi positif- hidup Naruto. Naruto selalu bahagia meskipun sebenarnya dalam hati terdalam, ia sering bersedih.
Naruto pernah bilang :
“Takdir setiap manusia memang telah ditentukan sejak mereka lahir, tetapi dengan kerja keras kita dapat mengalahkan takdir.”
Naruto menjadi salah satu tokoh yang dikagumi banyak orang. Meskipun Naruto hanyalah tokoh fiksi, namun tak sedikit orang yang termotivasi melihat kisah hidupnya. Naruto hanya bocah yang dianggap lemah di desanya. Dia bercita-cita menjadi ninja terhebat di Desa Konoha. Secara perlahan, Naruto terus berlatih dan pantang menyerah. Perjalanan hidupnya penuh dengan lika-liku. Banyak musuh yang menghalanginya. Hingga akhirnya ia berhasil jadi pahlawan di seluruh negara ninja.
Sejak kecil Naruto hidup sendirian, ia memiliki banyak teman. Naruto tidak pernah membeda-bedakan semua temannya. Bahkan Naruto mampu mengubah musuhnya jadi teman.
Kepribadaiannya yang pantang menyerah, caper, keras kepala, susah diatur, teguh pendirian. Begitu egois dan mudah tergesa gesa dalam setiap mengambil keputusan.
Naruto memberikan keteladanan sportifitas pertemanan dan persaudaraan yang tinggi. Pernah satukali ia memuji Sasuke meskipun ia lakukan secara absurd, meskipun Sasuke juga telah menyebutnya sebagai ‘loser’ (pecundang).
—+++++
“They’re constantly referred to as “friends” (and even as “brother’s” by its next show). But if we look at the beginning, the two are forced to work with each other. Naruto constantly tries to be better than Sasuke, while Sasuke finds Naruto below him, calling him a “loser.”
–+++++++
Sepertinya Naruto dan Sasuke memang telah ditakdirkan untuk bersama. Rasanya itulah alasan utamanya. Tidak ada pilihan lain. Setelah bertemu dengan Rikudo Sennin, Hagoromo Otsutsuki, mereka menyadari bahwa kisah anak Hagoromo, Indra dan Asura, sangat berhubungan dengan mereka berdua.
Naruto dan Sasuke merupakan reinkarnasi dari anak-anak Hagoromo. Karena hal tersebut, mereka dipertemukan kembali sebagai rival dan sahabat karena keduanya terikat oleh takdir.
Akhirnya, sebagai Penulis, saya faham, dan menarik sisi kalimat terindah untuk Pembaca bisa jadikan bahan renungan. Bahwa “Kemampuan individu seorang ninja memang penting, tetapi yang lebih penting lagi adalah kerja sama tim.”
Termasuk ketika kebencian harus menyatu dalam takdir. Sama halnya ketika kasih sayang yang harus terjarakkan -juga- dalam takdir.***