Energi Motivasi
Mustaqiem Eska
“Ibarat menanam pohon, waktu terbaik untuk menanam pohon adalah lima tahun atau sepuluh tahun yang lalu, tetapi –ingat- waktu terbaik kedua untuk menanam pohon adalah sekarang”.
Saya ingin sejenak menunda Anda membaca kalimat yang lain selain kalimat motivasi di atas. Sekarang, bacalah berulang sebanyak tiga kali. Resapi dan reungkanlah sedalam-dalamnya. Pastikan, benar-benar Anda telah merasakan sesuatu energi darinya. Keyakinan terbesar yang ada pada diri saya adalah; bahwa Anda telah berubah menjadi pribadi yang bersemangat sekarang. Dan tahukan Anda terhadap apayangAndarasakan? Ya, itulah namanya motivasi.
Motivasi adalah sumber energi abadi. Jika seseorang merasa lemah, tidak ada lagi semangat hidup, maka dia memerlukan sumber energi tersebut. Dia memerlukan sesuatu yang bisa mendorong semangat kembali supaya bisa segera bangkit. Kepada seseorang yang jatuh tentu memerlukan motivasi. Bahkan seseorang yang sudah melangkah, tetapi masih ada kebutuhan untuk menambah kecepatannya, juga memerlukan motivasi. Tak bisa dielak, begitu pentingnya motivasi, banyak orang berlomba-lomba membelinya, itu karena mereka berhasrat bisa menjaga semangat hidupnya.
Sebenarnya, jika dianalisa, dalam hidup setiap orang memiliki waktu yang sama yaitu 24 jam per hari. Mereka diberi bekal yang sama yaitu kemauan, kreatifitas dan kemampuan yang sama. Bung Karno memiliki waktu 24 jam sehari, BJ Habibie memiliki waktu 24 jam sehari, begitu pula tokoh-tokoh dunia lainnya layaknya Mahatma Ghandi, Albert Einstin, mereka pun memiliki waktu yang sama dengan kita. Sesungguhnya, apa yang membedakan sehingga mereka jauh lebih berhasil dibanding kita. Kuncinya adalah bahwa persentase dan kesungguh-sungguhan untuk menggunakan kemauan, kemampuan dan kreativitas sangat berbeda.
Jika seseorng bersedia untuk meningkatkan kemauan, kemampuan dan kreativitasnya 20% saja, maka kehidupannya bisa berubah. Bayangkan jika seseorang memiliki kemauan (Will) untuk mempelajari product knowledge perusahaan yang semula hanya 2% kemudian naik menjadi 22%, maka dia akan lebih bisa menguasai (Abbility) sehingga akan timbul kreativitas. Orang tersebut akan menjadi lebih percaya diri dan akan semakin layak diangkat oleh pimpinannya, bahkan tidak menutup kemungkinan ia akan menjadi pemimpin. Orang yang bijak adalah oraang yang tidak menyalahkan orang lain ketika sesuatu terjadi dan tidak sesuai dengan keinginannya. Dan renungkanlah, Hanya ikan mati yang takut akan arus, ikan hidup justru senang menghadapi arus deras.***