Oleh : Mustaqiem Eska
(pdlFile.com) Dalam islam sudah bukan hal yang berlebihan jika suara adzan istiqomah dikumandangkan begitu datang waktu sholat. Panggilan adzan ini bukan berarti menunjukkan eksistensi waktu yang jarang diperdulikan oleh umat Islam. Bukan itu. Pendekatannya adalah, bahwa kumandang adzan itu bagian dari cara saudara muslim mengingatkan atau -mengajak bersama- mengingat Alloh, Tuhan Pencipta Alam secara berjamaah. Sebab bagaimanapun, nilai kebersamaan dalam Islam itu afdhol (keutamaan).
Sebagai panggilan kebersamaan untuk berjamaah sholat, dalam Islam selalu dilakukan dengan sangat konsisten. Ini adalah rumus circadian.
Konsistensi ini menjadi sangat penting, yang menuntut untuk terus meningkatkan karakter pribadi. Siapa saja yang ingin memperkuat kompetensi ke-istiqamah-annya, maka dalam sholat adalah habbit yang sangat tepat untuk menempatkan nasib pada maqoman mahmuda.
Konsistensi ini adalah satu benda abstrak yang sangat disukai oleh Alloh Ta’ala. Rasululloh Muhammad menyebutkan dalam satu hadisnya tentang kecintaan Alloh Subkhanahu Wata’ala terhadap sikap konsistensi dalam beramal. “Amalan yang lebih dicintai Allah adalah amalan yang terus-menerus (konsisten) dilakukan walaupun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis tersebut memberikan gambaran jelas bahwa Alloh Ta’ala sangat menitikberatkan pada nilai sebuah amalan yang dilakukan secara rutin, bukan hanya menilai kuantitas dari amalan tersebut. Jadi, Alloh Ta’ala lebih menyukai seorang hamba yang melakukan ibadah tertentu secara periodik dan berkesinambungan dibandingkan dengan seorang hamba yang beribadah penuh selama seharian, tapi tidak melakukannya lagi kemudian.
Padahal, dalam konsistensi ibadah, seberat apa pun tugas yang kita bebankan kepada jiwa dan raga kita, jika hal itu diberlakukan secara konsisten dan dalam waktu yang relatif lama, maka pada titik tertentu, tugas tersebut akan terasa ringan dan sederhana. Bahkan jiwa dan raga kita suatu ketika akan mampu menikmatinya dan mulai menderita jika kesinambungan tugas tersebut diputus tiba-tiba.
Secara fisik, konsistensi akan memudahkan tubuh untuk mengatur siklus serta ritme biologis secara sempurna. Dalam ilmu kesehatan, atribut dan karakteristik ini disebut ritme circadian (meminjam istilah ilmuwan Jerman, Dr Franz Halberg).
Dalam ritme circadian, bahwa rutinitas kejiwaan akan membawa dampak positif yang signifikan terhadap kesehatan pikiran serta kondisi psikologis seseorang secara keseluruhan.
Bukankah ini membuktikan betapa Alloh Ta’ala Maha bijaksana, sehingga mewajibkan berbagai rutinitas ubudiah yang akan meng-install karakter jiwa istiqomah dalam setiap diri muslim. Dan dalam SHOLAT melatih itu.
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata: ‘Tuhan kami adalah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqamah), maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.’ Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta.” (QS. Al-Fushilat: 30-31). Wallohu alam.