Ya  Rabb, Kenapa Seperti Baru Saja Kemaren

 

 

Oleh : Mustaqiem Eska

 

Ya Rabb, baru saja kemaren bertemu dengan beberapa keluarga dan sahabat. Hari ini benar-benar sebagian dari mereka sudah kembali menghadap Ilahi. Rasanya baru kemaren waktu yang sudah direncanakan sedemikian jauh hari, seakan tiba-tiba sudah di depan mata. Baru saja ramadhan 1445 H berlalu, kini tak lama lagi ramadhan 1446 H pun tinggal menghitung hari.  Padahal waktu satu tahun sudah berlalu. Hemmm, ya Rabb, dan waktu benar-benar sangat singkat. Allahumma bariklana fii rajaba wa sya’bana wa balighna ramadhan.

RAJAB, BULAN BERCOCOK TANAM – Kiai Saefuddin Astingal (Guyangan)

Dalam hadits riwayat Imam Ahmad dan Al-Tirmidzi dari Abu Hurairah bahwa Rashlullah salallhu alaihi wasalam bersabda, “Tidak akan tiba hari kiamat hingga waktu semakin singkat. Satu tahun bagaikan satu bulan, satu bulan bagaikan satu minggu  satu minggu bagaikan satu hari, satu hari bagaikan satu jam, dan satu jam bagaikan api yang membakar daun kurma.”

 

Bersyukur,  semoga Allah ijinkan kita bisa dipertemukan dengan ramadhan dan keberkahan atas Rajab dan Sya’ban yang mulai berlalu. Banyak hal yang memang perlu untuk menjadi bahan evaluasi alias muhasabah diri. Bukan tentang  dunia, tapi bekal akhirat yang pastinya -juga- melibatkan dunia. Apapun alasannya, dunia adalah tempat dan ladang untuk bercoxok tanam untuk keselamatan dan kebahagiaan di akhirat kelak yang abadi  Dunia adalah sumber wasilah tergapainya timbangan amal ketika kelak di akhirat. Ada tiga amal yang kelak akan bisa dibawa mati, yakni amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang selalu mendoakan orang tua.

 

“Dari Abu Hurairah, bahwa rasulullah sholallahu alahi wasalam bersabda : “Apabila salah seorang meninggal dunia, maka terputuslah aegala amalannya kecuali tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat baginya dan anak sholeh yang selalu mendoakannya,” (HR. Muslim)

 

Rasanya, banyak hal yang telah terlewati bahkan telah hilang tertelan oleh waktu yang telah berlalu. Sampai detik ini, waktu begitu ganas menggilas kehidupan. Hingga kita akan tertegun   akan kehadiran waktu yang demikian seperti tiba-tiba. Kemaren, baru saja saya takziah untuk tetangga yang baru saja meninggal. Tapi apakah ada jaminan bahwa detik berikutnya, beaok atau lusa kita kita masih hidup?

 

Sungguh, betapa rugi memang jika saat hidup ini kita menyepelekan waktu. Sangat rugi jika hidup hanya tentang urusan dunia saja. Ada akhirat yang jelas dan benar lebih luas, abadi dan dipenuhi rakhmat-Nya.

 

Kerapkali, alQuran menceritakan bahwa ketika kiamat terjadi, semua manusia merasa bahwa hidup mereka di dunia sangat singkat. Sebagian merka merasa hidup di dunia hanya sepuluh hari saja (qs.Thaha : 103), sebagian yang lain merasa hanya satu hari atau setengah hari saja. “Allah bertanya, berapa tahunkah kamu tinggal di bumi? Mereka menjawab kami tinggal ( di bumi ) sehari atau setengah hari.” (Qs. Al-Mukminuun : 112-113).

 

Ruang muhasabah diri ini adalah cambuk bagi pribadi. Bentuk self reminder. “Ya Allah, panjangkanlah umur kami, sehatkanlah jasad-jasad kami, sinarilah hati-hati kami, teguhkanlah iman kami, baguskanlah perbuatan kami, lapangkanlah rezeki kami, dekatkanlah kami kepada kebaikan, jauhkanlah kami dari keburukan, dan penuhilah hajat-hajat kami, baik dalam urusan agama, dunia, maupun akhirat. Sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu.” *^^

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *