Oleh : Mustaqiem Eska
(pdlFile.com) Dalam labirin kehidupan yang penuh liku, pekerjaan seringkali hadir sebagai sebuah keharusan, sebuah tuntutan untuk menyambung asa dan mengukir jejak di dunia fana. Namun, di balik rutinitas yang terkadang terasa monoton, tersembunyi sebuah potensi luar biasa: kemampuan untuk mengubah pekerjaan menjadi sebuah hobi yang menggelora, sebuah ruang bermain yang memuaskan dahaga jiwa sekaligus menjadi sumber rezeki yang penuh berkah.
Anugerah pekerjaan, sekecil dan sesederhana apapun, adalah sebentuk kepercayaan dari Sang Khalik. Ia adalah ladang tempat kita menanam benih kebaikan, memupuknya dengan ketekunan, dan menuai hasilnya dengan rasa syukur. Namun, seringkali, kesibukan dan tekanan pekerjaan membutakan mata hati kita, hingga kita lupa bahwa di setiap tugas yang diemban, tersembunyi peluang untuk menemukan kesenangan dan tantangan yang mengasyikkan.
Bayangkan seorang pengrajin kayu yang setiap serat kayunya adalah kanvas, dan setiap pahatannya adalah goresan kuas yang melahirkan karya seni yang unik. Atau seorang guru yang melihat setiap murid sebagai bintang yang berpotensi untuk bersinar, dan setiap pelajaran adalah petualangan intelektual yang membangkitkan rasa ingin tahu. Ketika pekerjaan tidak lagi dipandang sebagai beban, melainkan sebagai wadah untuk berekspresi dan berkreasi, di sanalah benih-benih hobi mulai tumbuh subur.
Tentu, jalan menuju transformasi ini tidak selalu mulus. Akan ada kalanya kita dihadapkan pada tantangan yang terasa berat, pada rutinitas yang menjemukan, atau bahkan pada ketidakadilan yang menguji kesabaran. Namun, justru di tengah kondisi “terpaksa” inilah, kemampuan untuk “berlatih terus mencari cara” menjadi kunci. Kita diajak untuk menelisik setiap sudut pekerjaan, mencari celah untuk inovasi, menemukan cara baru untuk menyelesaikan tugas dengan lebih efektif dan efisien, atau bahkan menciptakan sistem yang lebih baik. Setiap masalah yang muncul bukan lagi menjadi penghalang, melainkan sebuah “puzzle yang menantang” atau sebuah “game yang mengasyikkan” yang mengasah otak dan kreativitas.
Ketika cinta telah bersemi di dalam hati terhadap pekerjaan yang kita lakukan, maka keberkahan akan hadir tanpa kita sadari. Energi positif yang terpancar dari pekerjaan yang dilakukan dengan sukacita akan menarik rezeki yang halal dan berlimpah. Proses demi proses yang dilalui, suka maupun duka, akan menjadi bagian dari perjalanan spiritual yang mendekatkan kita pada Sang Pencipta. Keyakinan yang mendalam bahwa “inna ma’al usri yusro” (QS. Al-Insyirah : 6) – sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan – akan menjadi kompas yang menuntun kita melewati setiap badai pekerjaan.
Untuk mencapai titik ini, memang dibutuhkan waktu dan proses. Tidak ada sulap instan yang dapat mengubah rasa terpaksa menjadi cinta dalam semalam. Namun, dengan niat yang tulus, kesabaran yang tak bertepi, dan keyakinan yang teguh akan pertolongan Allah, setiap langkah kecil yang kita ambil akan membawa kita semakin dekat pada tujuan. Pekerjaan yang awalnya terasa sebagai beban, perlahan akan bertransformasi menjadi sumber kebahagiaan, aktualisasi diri, dan tentunya, keberkahan yang tak terhingga. Mari kita sulap rutinitas menjadi ruang bermain yang penuh makna, dan biarkan pekerjaan kita menjadi hobi yang memberkahi setiap aspek kehidupan.***